Setelah berdatangan ke Indonesia, bangsa
Eropa saling bersaing dalam
perdagangan. Persaingan ini sangat merugikan
Belanda. Oleh karena itu, Belanda
kemudian membentuk VOC) pada tanggal 20 Maret
1602. Di Indonesia VOC memiliki
wewenang
dan hak-hak yang sangat besar. Gubemur jenderal VOC yang pertama
adalah
Pieter Both. Pada mulanya Ambon di pilih
sebagai pusat kegiatan VOC. Pada
periode berikutnya Jayakarta dipilih sebagai
pusat kegiatan VOC. Gubernur Jenderal
VOC yang kedua adalahJan Pieterzoon Coen. Pada
tahun 1619 VOC menyerbu dan
membakar kota Jayakarta. Di atas reruntuhan kota
itu kemudian dibangun kota baru
yang dinamakan Batavia. Untuk mengendalikan
kegiatan monopoli perdagangan
rempah-rempah di Indonesia bagian timur,
khususnya Maluku, diadakan Pelayaran
Hongi.
Kejayaan VOC ternyata tidak bertahan lama. Dalam perkembangannya VOC
mengalami
masalah yang besar, yakni kebangkrutan. Akhirnya pada tanggal 31
Desember
1799, VOC dibubarkan. Setelah VOC dibubarkan kekuasaan kolonial di
Indonesia diambil alih Pemerintah Belanda. Untuk
menjalankan pemerintahan di
Indonesia diangkatgubenur jendral Daendels. Salah
satu tindakan Daendels yang
terkenal
adalah dalam bidang sosial ekonomi. Beberapa tindakan Daendels telah
menyebabkan
kesengsaraan rakyat. Daendels akhirnya dipanggil pulang ke Belanda.
Sebagai
pengganti Danedels dikirimlah Jan Willem Janssen. Ia mulai menjabat
Gubernur
Jenderal Hindia Belanda di Jawa tahun 1811.
Kapitulasi Tuntang tanggal 18 September 1811
secara resmi telah mengakhiri
kekuasaan Belanda di Indonesia. Kepulauan
Indonesia jatuh ke tangah Inggris. Raffles
diangkat sebagai Letnan Gubernur yang
berkedudukan di Batavia. Tindakan Raffels
yang
terkenal adalah dalam bidang ekonomi. Tahun 1816, Raffles telah mengakhiri
kekuasaannya di Indonesia. Pada tahun 1816 secara
resmi Inggris menyerahkan
Indonesia kembali kepada Belanda. Dengan demikian
Indonesia kembali berada di
bawah kekuasaan Belanda.
Setelah kembali ke tangan Belanda, Indonesia
dipimpin oleh tiga orang Komisaris
Jenderal, yaitu Elout, Van der Capellen dan
Buyskas. waktu itu kondisi perekonomian
Belanda sedang merosot. Menghadapi kesulitan
kesulitan ekonomi itu, pada tahun
1829
Johannes Van den Bosh mengajukan Konsep Cultuurstelsel (Tanam Paksa).
Untuk
dapat melaksanakan rencana tersebut pada tahun 1830 Van den Bosh diangkat
sebagai
Gubernur Jenderal baru di Jawa. Dalam pelaksanaanya ternyata tanam paksa
sangat
memberatkan rakyat Indonesia. Timbulah bahaya kelaparan dan kematian
di berbagai daerah. Bagi Belanda, pelaksanaan
Tanam Paksa telah mendatangkat
keuntungan yang berlipat ganda.
Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Kekuasaan Kolonial terutama
dilatarbelakangi kesengsaraan dan kepedihan
bangsa Indonesia akibat tindakan
sewenang-wenang
bangsa penjajah, di samping juga semangat untuk mengusir bangsa
Asing
dawi kawasan Nusantara. Tindakan sewenang-wenang dan kesengsaraan
rakyat
telah mendorong terjadinya perlawanan rakyat di berbagai wilayah di Indonesia.
Perlawanan
ini mula-mula terhadap kekuasaan Portugis, seperti, Perlawanan
Ternate,
Perlawanan Demak, dan Perlawanan Aceh; Perlawanan terhadap VOC
seperti Perlawanan Mataram, dan Perlawanan Gowa;
Perlawanan terhadap Belanda
seperti : Perlawanan Rakyat Maluku, Perlawanan
Kaum Paderi, dan Perlawanan
Diponegoro.
0 komentar:
Posting Komentar